Mimpiku (langkah awal yang luar biasa)


Hai selamat berselancar di blog yang udah lama gak diisi tulisan lagi yaa, hehe. Untuk tulisan pertama di 2021 ini, perkenankanlah aku untuk berbagi cerita seputar pencapaian yang menurutku luar biasa di tahun ini, yang membuatku terus tersenyum dan bersyukur. Alhamdulillah. 

Moment, siapa sih yang gak punya moment, setiap orang pasti memilikinya. Moment yang membahagiakan dan moment yang memberatkan selalu saja akan ada setiap waktunya, saling bergantian, mengisi keseimbangan. 

Dan di tahun ini, aku punya moment yang luar biasa. Sebelumnya perkenalkan aku Dede Sumarna biasa dipanggil Desu, aku suka dipanggil itu karena mirip partikel bahasa jepang, hehe, aku suka jepang soalnya. Aku seorang barista, sejak 2016 lalu, tepatnya pada waktu aku kuliah semester 3 sudah mulai menjadi barista, dan mengenal apa itu kopi.

Seperti kebanyakan orang, berawal dari ketidaksukaan terhadap kopi, namun berakhir dengan kecintaan terhadapnya. Begitu pun terjadi padaku, awalnya tidak suka, biasa minum susu kental manis, ini langsung harus mencoba kopi asli tanpa campuran gula apapun, wow, luar biasa kagetnya, hehe. 

Seiring waktu, semakin mengenal dan mendalami kopi, semakin tertarik sajalah diriku ini, akhirnya terus terjun di dunia kopi selama perkuliahan berlangsung. Sering main ke kedai-kedai kopi, ngobrol sama baristanya, sharing metode, mendatangi petaninya langsung, melihat prosesnya langsung, dan tidak lupa melihat juga proses roastingnya langsung. Hal itu aku lakukan semata-mata karena memang benar-benar sudah setertarik itu pada kopi. Sampai aku punya mimpi menjadi 'Barista Profesional'.

Singkat cerita, dari sekian banyak pengalaman yang aku lewati, adalah kompetisi manual brew, di Marlina Brewers Cup, yang kebetulan itu berada di daerahku sendiri, Majalengka, maka tertariklah diriku untuk mengitunya. Meski sebenarnya aku lebih condong pada latte art, tetapi aku melihat potensi mengawali panggung yang bagus, akhirnya aku berusaha semampuku dengan bersungguh-sungguh latihan dan mencari beans terbaik yang nanti akan aku bawa ke kompetisi (sambil berdoa lolos ke babak open service) sampai pergi kesana kemari untuk belajar, sharing, dan menguatkan materi serta praktek kompetisi itu seperti apa, karena jujur itu adalah kompetisi pertamaku, sempat aku pesimis untuk menang, namun aku dikuatkan lagi, maka jadilah optimis. Dan akhirnya sangat bersemangat. Hehe

Hingga sampailah di waktu kompetisi itu tiba, aku benar-benar mempersiapkannya, berangkat sepagi mungkin. Di jalan motorku sempat mogok, aku tak tau masalahnya apa, sedangkan tinggal 15 menit lagi ke daftar ulang ditutup, sempat berpikir aku gk bisa ikut, aku coba terus motornya kuhidupkan namun tidak menyala sama sekali, sempat mau minta bantuan teman, namun takut merepotkan karena dadakan, akhirnya aku menenangkan diri dan baru ingat mungkin ini masalah bensin, aku cek lah motornya dan memang bensinnya kosong, akhirnya aku putar balik untuk isi bensin, sedikit jauh, namun tetap aku bawa motornya menuju pom mini itu, dan sampailah. Lalu sesegera mungkin aku gas motornya melaju kencang, hingga sampailah aku di lokasi, bersyukur karena ternyata masih ada waktu untuk daftar ulang.

Aku datang seorang diri, jika aku yang dulu, mungkin aku akan duduk menjauh dari kerumunan karena aku sangat pendiam. Namun pelajaran pertamaku tentang barista adalah 'hospitality' yang baik, maka setelah daftar ulang aku langsung mencari kawan untuk bertanya perkopian di Majalengka seperti apa, sekaligus mencari teman hehe biar gk kelihatan sendiri wkwkwk. Ketemulah aku dengan afdal dan falah, seperti keharusan barista pada umumnya yaitu memiliki attitude yang baik, maka mereka sangat welcome sekali kepadaku, yeay dapat kawan baru hehe.

Waktu babak pertama dimulai, aku deg-degan dibuatnya seperti sedang akan melakukan sidang paripurna dan aku pesidiumnya, aku berada di urutan terakhir, yaitu tampil ke 15. Menunggu yang cukup lama , sampai air minum bekalku habis, dan tenggorokan mulai serat, untung ada seseorang yang baik yang mau membawakan air putih untukku, sangat berterimakasih sekali hehe. Melihat peserta yang menyeduh dengan tenangnya, dan beberapa membawa alatnya sendiri, ada kalita wave switch, ada aeropress, membuatku sedikit minder karena mungkin mereka punya seduhan terbaik dari alat yang mereka gunakan. Tapi sebelum giliranku dimulai aku tetap memperhatikan jalannya peserta lain menyeduh, sambil melihat teknik-teknik baru yang aku lihat yang mereka gunakan. Membuatku terkagum bukannya takut, hiii, karena itulah karakter dari seorang barista, da aku sangat mengaguminya.

Tibalah giliranku tampil, namun kondisinya berubah menjadi hujan dan badai, angin kencang, kilatan petir sangat menakutkan. Tapi aku tidak takut sama sekali, justru aku menikmatinya, karena bagiku menyeduh saat hujan itu adalah sesuatu yang luar biasa vibesnya. Aku sempat diberi saran untuk membuat kopi yang lebih bold atau tebal karena juri sudah kebal pada kopi karena sudah banyak minuk kopi. Tapi aku malah membuat sebaliknya, aku mencoba memcoba memberikan seduhan yang ringan dan balance saja, pikiranku adalah 'juri sudah banyak minum kopi, lidahnya pasti sudah kepahitan, karena saat aku minum banyak kopi enek juga' jadi aku coba memahami itu, dan aku buatlah kopi yang ringan saja dan balance, untuk benar-benar bisa dinikmati oleh juri di situasi lidah sudah tebal kopi dan enak enjoy dinikmati saat hujan, hehe

Dan aku tidak menyangka akan lolos ke babak selanjutnya yaitu open service, ketika namaku dipanggil masuk 5 besar. Disitu nama kita diundi, dan aku kaget karena namaku yang muncul pertama, dan aku punya waktu 5 menit untuk mempersiapkan. Disana aku tidak punya rombongan apapun, dan tidak tau harus meminta saran pada siapa, tidak ada yang bisa aku temui, akhirnya aku menarik nafas panjang, aku duduk sendiri di bangku kosong, dan kubuka buku catatanku, aku persiapkan dengan cepat dan meyakinka diri kalo aku bisa, dan harus bisa, lawan rasa gugup, rasa gugup itu pasti ada, tapi aku harus bisa melewatinya.

Sampai dipanggilah namaku lagi untuk tampil di babak open service ini, aku harus presentasi seduhan di depan tiga juri dan 1 head judge, sungguh luar biasa gelisahnya, tapi aku terus meyakinkan diriku kalo aku bisa melewatinya, dan lakukan saja semampuku, akhirnya dengan yakin aku komunikasikan apa itu kopi, barista, dan seduhanku kepada juri dan mungkin semua peserta berikut tamu-tamu yang hadir saat itu. Setelahnya aku sangat lega dan wow, luar biasa, aku benar-benar melewatinya dengan baik. Alhamdulillah

Dan sampailah pada pengumuman juara itu, namaku dipanggil menjadi juara dua, sungguh aku tidak menyangka sama sekali, speechless dan exited banget mendengar pengumuman itu, alhamdulillah, banyak yang mengucapkan selamat, dan aku tiada hentinya bersyukur kepada Allah, dan terimakasih kepada teman-teman dari jauh, yang sudah ada dan mensupport, karena sedikitpun itu sangat berarti buatku. Akhirnya langkah awal aku menjadi barista profesional sudah dimulai, tinggal mempersiapkan untuk kompetisi ke depan, semangat diriku, semangat teman-teman, di arena mungkin kita adalah lawan, tapi di luar itu kita adalah kawan, mari kita berkompetisi dengan penuh senyuman lagi dan menyeduh dengan penuh kenikmatan, agar semua orang dapat menikmati seduhan tulus kita sepenuh hati. 

Terimakasih telah membaca sampai akhir, semoga ada yang di dapat yaa hehe, see you di tulisan selanjutnya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelisah ini punyaku Dan punyamu juga

Hospitality

Knowledge